Berita

Indonesia Berupaya Maksimal Amankan Suplai Vaksin Covid-19 dari Berbagai Sumber

LINTASOLAHRAGA.COM (03/01/2021 ) – Sebanyak 1,8 juta dosis vaksin Covid-19 yang berasal dari perusahaan Sinovac telah tiba di Indonesia pada Kamis, 31 Desember 2020. Vaksin yang baru saja tiba tersebut menambah jumlah vaksin yang telah datang sebelumnya dengan jumlah 1,2 juta dosis sehingga telah terdapat 3 juta dosis vaksin di Indonesia.

“Alhamdulillah, pada hari ini telah tiba 1,8 juta vaksin Sinovac di Indonesia. Untuk selanjutnya vaksin ini akan dikirim ke Bio Farma Bandung untuk penyimpanan sesuai dengan protokol penyimpanan vaksin sesuai dengan standar WHO, ”ujar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dalam keterangannya saat kedatangan vaksin tersebut di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Menlu menjelaskan bahwa dalam waktu dekat akan datang sebanyak 15 juta dosis bahan baku vaksin dari perusahaan yang sama. Nantinya, bahan baku tersebut akan diproduksi lebih lanjut oleh Bio Farma untuk menjadi vaksin siap pakai.

Selain itu, sejak awal pemerintah juga terus menjalin komunikasi untuk mendapat suplai vaksin Covid-19 dari berbagai sumber atau perusahaan lainnya. Saat ini, Indonesia telah menetapkan pengadaan vaksin dari dua perusahaan lain, yakni Novavax dan AstraZeneca.

“Kemarin Indonesia telah mewujudkan penyediaan dari Novavax dengan menggunakan platform protein subunit rekombinan yang berasal dari Amerika Serikat sebesar 50 juta dosis. Kemudian dengan AstraZeneca dengan menggunakan platform vektor virus yang berasal dari Inggris, juga sebesar 50 juta, ”tuturnya.

Pemerintah juga sedang melakukan pembicaraan intensif dan berkesinambungan dengan perusahaan lainnya, BioNTech-Pfizer, dari Jerman-Amerika Serikat untuk pengadaan vaksin Covid-19 lainnya.

Khusus vaksin yang berasal dari AstraZeneca, Badan Pengatur Obat dan Produk Kesehatan (MHRA) atau regulator terhadap bahan obat dan alat kesehatan Inggris telah mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) atau izin penggunaan vaksin tersebut. Hal tersebut menjadi kabar baik karena MHRA memiliki ketergantungan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia.

Melalui proses ketergantungan ini proses penerbitan otorisasi penggunaan darurat atas vaksin AstraZeneca di Indonesia akan lebih mudah. Hasil izin penggunaan darurat di Inggris ini dapat dijadikan dasar dan review dikeluarkannya izin penggunaan darurat di Indonesia, ”imbuh Retno.

Tentunya proses publikasi EUA tersebut tidak akan pernah mengkompromikan aspek keamanan, memiliki kualitas, dan kualitas vaksin yang akan diberikan gratis kepada masyarakat.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri serta pihak-pihak terkait lainnya juga akan terus berkoordinasi erat untuk memastikan semua infrastruktur logistik vaksin di dalam negeri sesuai dengan kebutuhan jenis vaksin yang dipesan sehingga dapat vaksin tersebut ke seluruh Indonesia dengan baik. *

Sumber: Setpres BPMI

Editor: sani / png

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button